Senin, 10 Januari 2011

kisahku di penghujung 2010 dan awal 2011

hari itu adalah hari senin, tanggal 27 Desember 2010. di kehamilanku yg menginjak 5 minggu aq mendapati ada flek hitam dicelana, aq berpikiran mungkin test pack yg aku coba dirumah gak akurat. lalu keesokan harinya aku pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter kandunan. eh ternyata dokternya lagi cuti tahunan dan kata pihak rumah sakit kemungkinan beliau datang sekitar tanggal 5 januari 2011. lalu aku memutuskan untuk pergi ke puskesmas terdekat dan memeriksa aku hamil apa nggak ya, ternyata setelah diperiksa aku hamil dan bidannya memberiku resep obat dan harus menjalani bedrest dirumah selama seminggu karena dikhawatirkan kalau kandunganku lemah.

hari berganti hari, ternyata flek hitam itu terus ada. lalu pada anggal 30 desember 2010 aku memutuskan untuk pergi ke dokter keluarga askes, dan dokternyapun menyuruhku untuk tetap melanjutkan memakan obat dari puskesmas tersebut, keesokan harinya seiring dengan terus munculnya flek aku memutuskan untuk bedrest di rumah sakit aja, sekalian periksa ke dokter rumah sakit. saat itu aq diperiksa oleh dokter umum dan fleknya dibersihkan dan dipastikan kalo kandunganku masih normal hanya perlu bedrest, keesokan harinya aku dah boleh bedrest dirumah karena katanya sama saja antara bedrest dirumah sakit dengan di rumah.

hari demi hari aku melakukan bedrest di rumah sambil tiap hari meneliti apakah test packnya postf atau sudah menjadi negatif yang berarti kalo janin yang ada di rahimku sudah tidak berkembang lagi. dan pada akhirnya pada tanggal 7 januari 2011 aku mendapati ada keluar darah berwarna merah kelur dan ssst itu juga aku memutuskan untuk ke rumah sakit dan berharap dokter kandungannya sudah pulang dari cutinya, eh ternyata si dokter tersebut tetap masih cuti dan tidak berada di rumah sakit. lalu dkter umum langsung melhat keadaan janinku dan ternyata katanya aku sudah di tahap abortus insipiens yaitu keguguran sedang berlangsung, dan pada saat itu juga janinku dikeluarkan dan aku langsung dikuret.

Ya Allah, betapa kuret itu sangat menyakitkan apalagi aku merasa kalau aku tidak dibius sama sekali oleh dokter itu, hatiku rasanya mau hancur. aku sangat sedih sekali pada waktu itu, apalagi gak ada keluarga disampingku yang menemani, untung ada suamiku yang siaga menemani dan menenangkan jiwaku yang hancur pada saat itu. setelah selesai dikuret kira-kira 1 jam aku sangat kesakitan luar biasa dan menangis sejadi-jadinya kepada suamiku. dan pada malam harinya aku merasakan ngilu di perut dan tidak bisa tidur sama sekali. tetapi alhamdulillah keesokan harinya perutku sudah tidak merasa sakit lagi dan aku udah bisa pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar